Pro dan kontra demo buruh

Hi imigran linux!

Sudah dengar kabar tentang demo buruh? Atau malah ada teman2 yang ikut demo? Memang banyak yang pro dan kontra soal demo buruh ini, ya dengan berbagai argumen masing2 yang tidak bisa kita salahkan. Jadi saya bersikap netral saja lah. Di posting ini juga tidak ada tekanan menyalahkan pihak tertentu, jadi stay clam and keep reading ya kawan.
:-)

demo buruh


Saya mengamati tanggapan beberapa teman, dan saya mencoba menganalogikannya seperti melihat buah mangga di pohon. Nah, coba bayangkan teman2 sedang berjalan dan di pinggir jalan ada pohon mangga berbuah lebat yang tidak ada pemiliknya. Apa yang akan teman2 lakukan?

  • Ada orang yang acuh tak acuh, merasa cukup tahu bahwa di pohon itu ada mangga. Mungkin merasa tidak membutuhkan mangga itu, sudah kenyang, atau justru sudah punya mangga yang lain. Kalau teman2 merasa seperti ini, ya syukuri saja. Karena dengan bersyukur nikmat kita akan bertambah. Tipe ini mungkin sudah punya posisi kerja yang lumayan, jadi tidak terlalu terpengaruh mau UMR naik atau harga kebutuhan naik akibat inflasi. Jadi kita juga tak perlu mendengarkan juga kalau mereka 'komentar' tidak positif, ah sudahlah.
  • Ada orang yang bersusah payah untuk mendapatkan mangga, dengan galah atau dilempari batu, atau bahkan berusaha menumbangkan pohon. Sebenarnya saya aga prihatin dengan tipe orang seperti ini karena mereka kan belom benar2 tahu apa mangga itu manis atau tidak. Tapi ya kita perlu tahu juga, bahwa bisa jadi mereka seperti itu karena mereka memang butuh, atau justru mereka hanya tertekan oknum tertentu. Hope they get what they 'need'.
  • Alhamdulillah-nya, ada orang yg sudah mendapatkan manganya. Hanya saja ada yg mangganya manis, ada juga yg masam (lol). FYI, akibat ada demo ini kan ada juga pabrik/kantor yang 'meliburkan' karyawannya. Kalo udah gitu, walaupun kontra sama yg demo jadi ikut nyengir juga kan? hehehe. Tapi ada juga yg gara2 demo, jalan di mana2 dialihkan jadi harus muter2 buat nyampe tujuan. Atau mungkin kena efek negatif lain, salah satunya ya petinggi2 perusahaan yg harus muter otak dan menekan otot untuk kompromi sama demonstran.
  • Nah tipe yg terakhir ini aga mengenaskan, ga ikut demo, ga punya mangga juga, tapi kena biji mangganya. Ini saya liat orang2 wirausaha kecil, tukang gorengan, warteg, atau usaha lainnya. Kan mereka sebenarnya ga menggaji karyawan atau mendapat gaji, tapi kalo benar terjadi inflasi kan mereka ikut nanggung beban kenaikan harga kebutuhan pokok. Ckckck,, kalo kalian salah satu dari tipe ini, yg sabar kawan.
Kalo kalian mau ngambil hikmah, menurut saya ini harus menjadi tanggung jawab bersama baik itu buruh, pengusaha, dan juga pemerintah. Dan buat kalian yang tidak termasuk ketiganya, mari kita bantu doa juga ya buat masa depan bangsa kita. Terutama para kaum intelek mahasiswa, pinter2 lah mengambil cara pandang agar bisa membangun bangsa kita lebih baik di masa depan.

Buat kaum buruh, percayalah kami mengerti kegelisahan kalian. Jadi tidak perlu merasa kalian adalah pihak yang paling tertindas. Kita sama2 berusaha untuk adil aja ya, kalian memberi nilai tambah untuk perusahaan dan perusahaan akan memberi nilai rupiah untuk kalian. Coba kita perluas cara pandangnya, kalau gaji naik maka biaya produksi perusahaan juga naik, maka harga produk juga harus naik. Ya ujung2nya kalo hari ini kita punya duit Rp.10,000 udah bisa beli nasi padang pake telor, besok kita punya Rp.20,000 tetep aja nasi padangnya pake telor juga atau malah cuma dapet nasi aja. Jadi lebih makmur ga?

Buat para petinggi perusahaan, tolong lihat kami sebagai manusia. Percaya lah kekayaan yg kalian tumpuk ga akan dibawa mati. Hukum sebab akibat slalu berlaku kawan, tunggu aja kebaikan kalian dibalas Yang Maha Kaya.

Nah yang terakhir buat pemerintah, kami percaya kalian adalah orang2 terbaik di negeri ini.
:-)

Sankyuu~


Written by

0 comments: